Halaman

Tadzkirah: Refleksi

Dari Ibnu Umar ra. Berkata : “ Rasulullah saw memegang pundakku dan bersabda, Jadilah engkau seperti orang asing atau penyeberang jalan.”
Ibnu Umar berkata, ” jika kamu berada di sore hari, jangan engkau menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore hari, ambillah persiapan saat engkau sehat, untuk menghadapi masa sakitmu dan saat hidupmu untuk sesudah kematianmu” ( HR Bukhari)

Kita hanyalah seorang pendatang, yang niscaya akan kembali jua ke sumber yang azali, ke rumah tempat pulang yang abadi. Entah itu esok hari, ataukah sekian puluh tahun lagi, bahkan adakah yang menjamin kalau nafas berikutnya masih milik kita lagi? Tak ada yang tahu.
Kita hanyalah peziarah yang singgah tak lama di tempat ini, datang dengan sebuah perjajian yang sungguh tak ringan, hadir dengan membawa amanah langit, tugas penghambaan sekaligus amanah kepemimpinan.

Tak mudah memang perjalanan ini, sebab ujian datang pada seluruh bagian dari hidup kita, hadir pada setiap gerak dan bahkan pada diam kita. Tarikan-tarikan yang menggoda untuk berlepas diri dari jalan idealis itu selalu tampak menggiurkan dan melenakan. Bahkan tantangan terbesar yang mesti kita kalahkan datang dan berdenyut bersama urat nadi kita, ialah kecendrungan syahwati.

Demikianlah perjalanan kehidupan ini, tidaklah mampu bertahan untuk setia menekuni jalan kemuliaan dan menapaki langit ketinggian kecuali mereka yang memiliki nafas keteguhan yang paling panjang. Maka perlu ada tradisi penguatan di sini, sebuah tradisi iman, waktu dimana kita berhenti sejenak, mengambil cermin kejujuran, melihat diri kita apa adanya. Menegakkan neraca dan menakar bobot kita seutuhnya. Mengukur ulang perjalanan, karya dan amal apa yang telah lahirkan. Sekaligus sebagai sarana untuk mengisi ulang kekuatan ruhiyah, untuk kembali meneguhkan azzam dan keyakinan. Karena sungguh sejatinya nilai kita dimata kebenaran adalah gerak yang kita selesaikan dalam karya dan amal, diluar itu hanyalah kesiaan.

Inilah hari kerja, waktu amal, saat berkeringat dan letih, kesempatan yang diberikan untuk menuntaskan janji agung kita sebagai hamba, untuk setia mengabdi sampai jatah nafas kita usai.
Hari ini adalah hari-hari memaknai, menyempurnakan kemuliaan, mengalahkan kejumudan, pembebasan diri dari kemelakatan terhadap dunia.

Sampai akhirnya ketika masa kembali itu tiba, kita dapat pulang menghadapkan wajah hati kita dengan berseri-seri, tanpa ragu dan tidak kehilangan nyali. InsyaAllah!-n

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al quran Surah Al Hasyr 18)

4 komentar:

Anandita mengatakan...

Paling suka dengan kata-kata :
Inilah hari kerja, waktu amal, saat berkeringat dan letih, kesempatan yang diberikan untuk menuntaskan janji agung kita sebagai hamba, untuk setia mengabdi sampai jatah nafas kita usai...
Sangat inspiratif. :)

Verga mengatakan...

Mari kembali ke fitrah...
:)

kkyazid mengatakan...

Sebuah catatan poin-poin muhasabah yang perlu diambil hikmahnya. syukran. :)

Muyi Al-Bugizy mengatakan...

sangat merindukan kampung abadi..

smoga kta smua kembali dgn membawa bekal yg cukup

Posting Komentar

Budayakan tinggalkan komentar setelah membaca apalagi mencopy abis... Plis Deh...